3 Hari yang lalu yang kebetulan pas dengan tanggal 1 Januari awal tahun masehi 2008, sebuah sms dari temen masuk ke inboxku. Sebetulnya ketika pertama kali kubaca isinya ga terlalu menarik tetapi ternyata sms itu seolah mengambarkan aku saat ini. Yah, bolehlah ku tulis isi smsnya disini.
Ketika kumohon kepada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku kuat. Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk kepecahkan. Ketika kumohon kepada Allah kesejahteraan, Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi. Ketika kumohon kepada Allah cinta, Allah memberiku orang-orang yang bermasalah untuk kutolong. Ketika kumohon kepada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan untuk berusaha. Aku tidak pernah menerima apa yang kupinta, tetapi aku menerima segala yang kubutuhkan. Doaku terjawab sudah.
sms yang panjang, dan kalo boleh kutambahkan aku cuma mau menambahkan
‘Ketika kumohon kepada Allah kedewasaan, Allah memberiku permasalahan yang harus kutanggung dengan kakiku sendiri.’
Yup, paling tidak itu gambaran hidupku di awal tahun ini, seakan-akan itu memang doaku. Semua seolah kumulai dengan awal yang buruk, meski aku berharap akhirnya lebih baik tetapi itu semua membuatku cukup terpuruk. Rasanya sesak di dada dan palagi aku ga bisa cerita dengan siapapun. Ternyata memang itu masalah”ku sendiri, aku harus menemukan sendiri jawaban”nya dan menyelesaikannya, meskipun ini memang bukan masalah” yang mudah buatku. Mudah”an aku bisa mengambil hikmah dibalik semua cerita ini, dan memang aku sudah menemukan satu hikmah yang membuatku harus lebih optimis, lebih baik, dan lebih siap menghadapin apapun yang akan terjadi esok hari.
Dan setiap harapan pasti selalu ada, asalkan masih ada keyakinan dan kepercayaan kepada Mu.. Rabbi..
Bahkan cacing merah yang hanya mampu menggeliat di selokanpun mempunyai arti di dunia ini, ia mengabdikan hidupnya sebagai makanan bagi ikan-ikan. Tentunya setiap kita harus mampu memberi arti dan memaknai kehidupan kita.