Hari minggu kemarin cuaca seperti biasa, Banda Aceh panas sudah seminggu ini. Pantauan BMG setempat mempekirakan suhu siang hari bisa mencapai 35, dan itu panas bagi saya. Apalagi kalau siang di kost, bisa dipastikan mau beraktifitas apapun menjadi malas luar biasa. Kamar serasa ruang sauna dan tidur siang tidak juga menjadi solusi efektif menghabiskan waktu. Tapi berbeda dengan hari minggu kemarin, hampir sesiang itu di kamar dan depan kamarku jadi tempat kumpul temen-temen kost. Saya catat ada Mbak Ambar dan Mas Bondan MK Proyek Restoran dan pabrik bakso ikan, Ada Mbak Sinta yang kerja di di salah satu sekretariat program S2/S3 di IPB, Ada Mas Hengki dan Mas Maftuh yang bekerja sebagai konsultan pemerintah dari perusahaan GTZ, kemudian ada juga Mbak Wita yang bekerja di Muslim Aid, ada juga Mr Sarjono Broker Kepala Kakap suplier beberapa restoran padang terkenal, dan kemudian saya sendiri yang kebetulan siang itu entah dapet wangsit darimana dijadiin tukang servis laptop. Duh, saya ini laptop saja ga punya. Pegang laptop ya punya kantor dan itupun saya ga pernah ngutak-atik. Namun apa daya di 3 laptop pasien sudah memenuhi kamar saya menjadi total 5 laptop yaitu punya kantor saya dan punya mbak Ambar yang udah dari semalem saya booking buat ngetest game. Akhirnya dengan niat ikhlas menolong saya terima permohonan bantuan-bantuan itu. Pasien pertama yang selesai adalah Toshiba Portege 14 inch warna putih manis yang sekilas mirip macbook punya mbak Wita, problemnya ringan hanya masalah setingan tapi OS Windows VIsta aslinya membuat saya cukup bingung. Kalo boleh jujur, ini pertama kali saya menyentuh vista asli dan bukan bajakan. Tapi Alhamdulillah beres juga, tebakan propblemnya berarti tepat.

Pasien kedua Compaq Presario C700 punya Mas Maftuh yang baru berumur 5 bulan. Trouble permasalahan awalnya karena windowsnya belum sempet beli aslinya dan di update lewat internet hingga akhirnya OSnya pun alhasil kedetect sebagai barang bajakan. Notifikasi untuk resolve karena tidak melewati tes keaslian menjadi membosankan dan akhirnya spekulasi semua hasil update dan securitynya di remove. Di tengah itu tiba” terjadi crash karena mouse dan ngblue setiap kali restart. Namun akhirnya bisa diatasi lewat recovery konfigurasi terbaik yang mampu berjalan. Komputer berhasil login namun driver wifi dan sound hilang. Cadangan master yang ada ternyata tidak berjalan, kejadian ini berlangsung malam sebelumnya. Akhirnya minggu sore kemarin ketika siap untuk install ulang driver ternyata driver yang didownload Mas Maftuh kurang sesuai dan direncanakan download lagi malemnya (semalam). Proses berangkat ke warnet berlangsung jam 12 malem dan kebetulan juga say harus download beberapa aplikasi dari kantor. Setelah muter-muter nyari internet akhirnya atas rekomendasi temen ngenet di sebuah warnet dekat perempatan jambo tape. Ngenet yang tidak lazim disini adalah kita bisa menggunakan laptop kita sendiri untuk berselancar dan cukup kita meminta jatah kabel jaringan, saya yakin saya tidak akan menemuinya di warnet-warnet Jogja. Namun ketidaklaziman ternyata terus berlangsung, proses download lewat aplikasi flashget tak mau kunjung mulai dan hanya berukuran kecil yang mampu melewati proses 100% dan bunyi tingtung tanda selesai. Curiga saya telusuri dan saya coba download langsung lewat halaman webnya, dan gubrak muncul peringatan dari admin bahwa maksimal download pada malam hari sebesar 6 MB dan siang hari sebesar 3 MB. Ha…saya melongo dan setengah ga yakin saya tanya ke operatornya. Jawabannya hanya mengiyakan dan ketika dia balik tanya mau download berapa MB, saya bilang sekitar 20 MB dan responnya ‘wah itu besar sekali bang’ seketika itu rasanya pengen ngedumel-dumel pengen ngeluarin kata-kata makian yang akhirnya cuma tertahan ketika saya pikir toh percuma saya maki dengan bahasa makian saya, mana ngerti artinya. Yang saya sesalkan adalah tidak adanya pengumunan di depan warnet kalo ada peraturan seperti itu, mana ketika harus membayar mahal pula.

Akhirnya saya putuskan langsung cabut, toh ga ada gunanya saya berlama” disini. Perjalanan berlanjut saya mencari warnet, ditengah jalan motor pinjeman saya mesinnya tersendat-sendat. Saya pikir karburatornya bermasalah, tanda pada speedometer masih menunjukkan bensin dalam keadaan aman. Saya putuskan terus melaju, sampe ketika harus berhenti total dan ternyata speedometer itu pendusta. Saya kehabisan bensin….. rasa jengkel akhirnya menemani aksi dorong mendorong sampe menemukan penjual bensin. Semangat mencari warnet sudah mulai punah, setelah meluncur ke warnet tujuan dan ternyata penuh, akhirnya pulang menjadi solutif. Sampe di kost perjuangan belum berakhir, OS bajakan itu akhirnya saya format dan saya instal OS bajakan baru, ketika giliran driver-drivernya ternyata driver sound dan wifinya tetep tidak mau sembuh juga. saya jadi bingung drivernya yang salah ato hardwarenya yang bermasalah. Jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi, saya harus tidur. Akhirnya setelah menghabiskan sebotol Pocari sweet, saya terlelap dengan satu laptop masih belum saya sentuh. Empunya meninggalkan laptop itu tanpa keluhan, alias saya ga tau masalahnya apa. Padahal masalah sebetulnya adalah kenapa laptop itu dipercayakan kepada saya.