Dari Pantai Lhoknga Sampai Sisa Tsunami..

Korban Tsunami
Hari minggu kemarin, akhirnya aku jadi punya kesempatan untuk sekedar jalan-jalan ke berbagai obyek yang menarik di Aceh. Rencana jalan-jalan akan dimulai dari lokasi pelatihan gajah di saree, namun berhubung gajah-gajahnya sendiri malah ke kota untuk acara karnaval hari jadi kota banda aceh. Akhirnya tujuan langsung di alihkan ke pantai lhoknga, pantai ini merupakan salah satu tujuan yang sering dikunjungi, jaraknya yang tidak terlalu jauh menjadi alternatif daripada harus ke sabang yang membutuhkan penyebrangan kapal meskipun keindahan pantai disabang konon jauh lebih bagus. Apalagi jarak kota Banda Aceh ke pantai lhoknga hampir sama dengan jarak kota yogyakarta ke Parang Tritis. Penjalanan menggunakan sepeda motor dan mengkuti kebiasaan orang disini tanpa helm membuat perjalanan jadi lebih leluasa menikmati pemandangan. Disepanjang perjalanan akan mudah ditemui sapi-sapi peliharaan yang berkeliaran dipinggir jalan, bangunan-bangunan baru bantuan korban tsunami, bekas-bekas puing rumah tsunami ataupun prasasti peringatan kejadian tanggal 26 Desember 2004 itu seperti misalnya prasati yang dibuat untuk mengenang kompleks perumahan satu kompi pasukan TNI beserta keluarganya yang habis diterjang tsunami.

Akhirnya perjalanan sampai di pantai lhoknga, keindahan alamnya masih terlihat cukup menarik. Sayang tidak adanya pengelolaan dari pemerintah, membuat sampah banyak terlihat dan kondisi pengunjung tidak teratur. Namun diluar itu kelembutan pasir putih dan kejernihan airnya membuat kerinduan akan pantai pupus sudah. Sayang persiapan ke pantai yang semestinya tidak sempat saya siapkan, alhasil hanya bisa menikmati dari jauh ditemani kelapa muda tanpa sempat mencoba enaknya mandi di pantai lhoknga. hanya satu hal yang membuat risau dihati, di lokasi pantai lhoknga juga terdapat sebuah pabrik semen dan tampaknya pembangunan besar”an sedang dilakukan. Tentunya sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap kealamian dan keindahan pantai lhoknga. saya jadi berpikir akankah pantai lhoknga menjadi tempat wisata andalan ? atau keuntungan pabrik semen lebih menjanjikan ?

Puas di pantai saya meneruskan mengunjungi kapal apung milik PLN yang terdampar di daratan karena terbawa tsunami. Melihat besarnya kapal membuat saya tidak bisa membayangkan besarnya gelombang tsunami di daerah itu. Beratnya dan besarnya kapal membuat usaha menarik kapal itu ke laut akan membutuhkan biaya yang besar. Akhirnya kapal dibiarkan sebagai sebuah tanda dan prasasti, bahkan mayat-mayat yang tertimbun di bawah kapal kemungkinan besar belum di evakuasi. Di bagian depan kapal nampak sebuah tulisan tentang hal itu.

Dari kapal apung, saya meneruskan perjalanan ke daerah lampuloo tempat sebuah kapal yang sampai sekarang masih nangkring di atap rumah penduduk. Dan tampaknya ini juga akan dijadikan monumen, konon cerita pemilik rumah sekeluarga selamat semua karena naik ke kapal itu ketika air mulai tinggi. Tidak banyak yang bisa dilihat memang, mestinya perlu dikembangkan dikelola dengan baik oleh pemerintah. Masih belum ada informasi resmi apapun tentang asal muasalnya dan kisahnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB, setelah sempat menengok sebentar stand-stand pameran dalam rangka ulang tahun Kota Banda Aceh yang rencana akan saya kunjungi malemnya akhirnya perjalanan diteruskan ke Rumah Belajar Honobono, setelah sholat dan istirahat saya menghabiskan waktu sore di Warung Kopi No 1 di Banda Aceh sambil menikmati pemandangan sebuah sungai yang membelah kota Banda Aceh.

15 thoughts on “Dari Pantai Lhoknga Sampai Sisa Tsunami..”

  1. @ Sigit
    Pinjem temen kost kok, ga punya kamera aku. Jadi sayang bakat fotograferku terpendam..

    @ Paris
    Yup, lumayan timbang parangtritis….he he..

  2. @ Bang Adi
    Tenang aja Mas Adi, nanti kalo mau syutting video klip lagi. Insya Allah saya bersedia jadi

    @ Mr Tukang ngocoblak
    Iya, lumayan neh wat nambah pengetahuan. tapi niat ke sabangnya belum kesampaian juga je….ada temen yang bilang ” Ke Aceh ga nyampe ke nol kilometer Indonesia RUGI BANGET tapi dua kali ke nol Kilometer KEBANGETEN.” jalannya rusak seh tapi 100% aku yakin kota sabang memang indah apalagi taman lautnya.. *dalam bayangan*

  3. #Lukmanaja
    Monggo, kadang ke honobono. Temenku ngajar bahsa jepang disana..bikin honobono di joga kayaknya seru. nyari modal dulu…

    #Andi
    Maenlah ke ujung Indonesia sana, negeri kita sendiri… tak kenal maka tak sayang.

  4. Jadi kangen masa masa SMA waktu masih tinggal di Aceh dulu, kini suasana pasti jauh berbeda karena udah sekitar sepuluh tahun tidak kesana. Lhoknga, Krueng Raya, Ujong Batee, Ule Lheue, Sabang, Pulo Aceh, Simelue adalah tempat tempat yang indah dan bersih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *